Tentang Aliansi

Latar Belakang dan
Tujuan Didirikan

Pada tahun 2022, UNAIDS memperkirakan 18.000 anak usia 0-14 tahun yang hidup dengan HIV. Dari jumlah tersebut hanya 29% yang menjalani terapi antiretroviral. Terdapat 2.200 anak yang terinfeksi HIV yang meninggal karena penyebab terkait AIDS pada tahun 2022. 

Akses yang rendah terhadap pengobatan antiretroviral, ditambah dengan upaya pencegahan yang terbatas, merupakan penyebab utama dari kematian-kematian tersebut. Transmisi vertikal HIV pada anak-anak dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui, di mana seorang ibu yang berisiko HIV tidak dapat atau tidak mendapatkan dukungan untuk tetap HIV negatif, atau jika ibu tersebut hidup dengan HIV, ia tidak dapat memperoleh pengobatan yang efektif sepanjang kehamilan dan hingga akhir menyusui. Pada tahun 2022, hanya 18% dari seluruh perempuan hamil yang hidup dengan HIV di tingkat nasional menerima obat antiretroviral untuk mencegah penularan dari ibu ke anak. 

Memelihara kesehatan anak yang hidup dengan HIV jauh lebih kompleks dibandingkan dengan memelihara kesehatan orang dewasa yang hidup dengan HIV. Anak-anak di bawah usia 18 bulan membutuhkan uji EID yang tidak tersedia di seluruh Indonesia. Gizi untuk anak-anak yang hidup dengan HIV juga memerlukan perhatian khusus. Dan yang paling penting, ketersediaan obat penyelamat hidup untuk anak-anak dengan HIV terbatas, dengan beberapa regimen ARV hanya tersedia di kota-kota besar di Indonesia, dan akses terbatas untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit penyerta dan penyakit komorbid seperti tuberkulosis. Formulasi obat antiretroviral yang tersedia belum optimal sesuai dengan pedoman terbaru dari WHO.

Setiap tahun, tantangan yang sama terkait dengan target global dan nasional untuk anak-anak dan remaja dilaporkan. Meskipun ada alat dan strategi pemrograman yang tersedia, terjangkau, dan sangat efektif untuk mendiagnosis dan mengobati HIV pada anak-anak, remaja, serta perempuan hamil dan menyusui, masih ada kesenjangan layanan yang besar untuk populasi ini.

Melihat tantangan yang ada, pada tanggal 1 Desember 2022, Aliansi Nasional untuk mengakhiri AIDS pada anak didirikan. UNAIDS Indonesia bersama dengan Jaringan Indonesia Positif, IPPI, Yayasan Pelita Ilmu, dan Lentera Anak Pelangi memulai aliansi nasional ini. Anggota aliansi bersatu dalam keyakinan bahwa setiap tantangan dapat diatasi melalui kemitraan dan kerja kolaborasi. Aliansi nasional berharap dapat memperkuat dan memperluas kapasitas mitra-mitra pelaksana HIV untuk mendukung kelompok perempuan dan anak agar dapat mengakses layanan komprehensif tepat waktu guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Ruang lingkup kerja Aliansi Nasional untuk Anak dengan HIV di Indonesia terdiri dari kerja advokasi, Promosi dan Penyebarluasan Informasi dan Community Empowerment pada isu anak dengan HIV.

Langkah dan Perjalanan Pembentukan Aliansi Nasional untuk Anak dengan HIV

Visi

Terpenuhinya hak anak dan remaja berisiko dan hidup dengan HIV di Indonesia dengan melibatkan pemangku kepentingan multi-sektoral di tingkat nasional maupun lokal

Misi

Menjadi forum advokasi multi pihak untuk mendukung terpenuhinya hak anak dan remaja berisiko dan hidup dengan HIV di Indonesia

Nilai dan Prinsip

Segala upaya yang dilakukan untuk mengarusutamakan dan mendorong terpenuhinya hak anak dan remaja berisiko dan hidup dengan HIV harus dilakukan dengan mengutamakan kepentingan terbaik untuk anak dengan prinsip